Penilaian terkait hal fitokimia serta etnofarmakologi genus
Calendula
Abstrak
Penjelasan ini termasuk 84 rujukan terkait genus Calendula (Asteraceae) serta terdiri dalam etnofarmakologi, morfologi serta mikroskop, fitokonstituen, laporan farmakologis, study klinik serta toksikologi dari spesies Calendula yang menonjol. Alkohol triterpen, saponin triterpen, flavonoid, karotenoid serta polisakarida adalah kelas inti fitokonstituen genus. Sejumlah spesies dari genus ini punya nilai obat, salah satunya Calendula officinalis Linn., udah dipakai secara tradisionil dalam penyembuhan bermacam tumor kulit, lesi dermatologis, bisul, pembesaran serta problem saraf dan nyaris 200 formula kosmetik, ialah cream, lotion, sampo. Walaupun kebiasaan panjang pemanfaatan sejumlah spesies, genus belum dieksploitasi dengan betul. Di sisi penutup, lingkup spesies Calendula di hari esok udah dipertekankan dengan maksud buat memastikan bermacam pekerjaan biologis serta trik kerja mereka.
Cari Pabrik Maklon Kosmetik dan Skincare Terbaik? Cek Disini
PENGANTAR
Penjelasan ini mengedepankan pemanfaatan tradisionil serta kemampuan klinik spesies Calendula. Analisis itu bertujuan buat mencuri perhatian banyak pengamat produk alam di pelosok dunia buat focus di kemampuan spesies Calendula yang masih belum tereksplorasi. Genus ini penting diperiksa secara struktural biar spesies menjanjikan bisa dipakai selaku agen terapeutik.
Penilaian udah diatur memanfaatkan rujukan dari database inti seperti Abstrak Kimia, Abstrak Tanaman Obat serta Wewangiantik, PubMed, King’s American Dispensatory, Situs Herbal Henriette, Fitokimia Duke serta Etnobotani. Data yang siap di Calendula udah dipisah jadi enam sisi, ialah, etnofarmakologi, morfologi serta mikroskop, fitokonstituen, laporan farmakologi, study toksikologi dan klinik.
KALENDULA GENUS
Genus Calendula (Asteraceae) termasuk seputar 25 spesies herba tahunan atau langgeng, yang sangat umum yaitu Calendula officinalis Linn., Calendula arvensis Linn., Calendula suffruticosa Vahl., Calendula stellata Cav., Calendula alata Rech., Calendula tripterocarpa Rupr. Genus ini asal dari sekian banyak negara Mediterania.
Etnofarmakologi
Pemanfaatan tradisionil
C. alata Rech.f., sisi aerial dipakai buat penyembuhan batu batu empedu dan ginjal.
C.arvensis Linn. (Field marigold) udah dipakai selaku desinfektan, diuretik dan antispasmodik. Dalam penyembuhan tradisionil Italia, tanaman ini dipakai selaku anti-inflamasi, agen antipiretik dan antikanker. Di Spanyol, daunnya dikira sudorific. Secara tradisionil, itu dipakai selaku emmenagogue, yang keluarkan obat penenang dan keringat. Ditemui punya pembawaan pengobatan cidera serta daun yang dihancurkan dioles-oleskan di luka. Rebusan kepala bunga udah dipakai buat sebagai obat cidera bakar. C. officinalis Linn. (Pot marigold) secara tradisionil dipakai dalam penyembuhan radang organ dalam, tukak gastrointestinal serta dismenore serta selaku diuretik serta diaforis di kejang. Ini pun dipakai buat radang mukosa mulut serta faring, cidera bakar dan cidera. Calendula yaitu ramuan pencuci serta detoksifikasi serta infusnya sebagai obat infeksi kronis. Kepala bunga kering udah dipakai buat effect antipiretik, anti- sikatrik dan tumor. Terapan tropis infus bunga dipakai selaku antijamur serta antiseptik di cidera, tandanya, bercak-bercak, konjungtivitis dan keseleo. Teh calendula dipakai selaku obat pembersih mata, obat kumur, ruam popok serta situasi pembengkakan yang lain di selaput lendir dan kulit. Tingtur induk C. officinalis dipakai dalam homeopati buat penyembuhan kegentingan insomnia dan moral. Pembawaan obat C. officinalis udah dijelaskan dalam struktur penyembuhan Ayurveda serta Unani yang tunjukkan kalau daun serta bunga mempunyai sifat antipiretik, antiinflamasi, antimikroba dan antiepilepsi. Dalam penyembuhan tradisionil serta homoeopati, C. officinalis udah dipakai buat pandangan yang jelek, ketidakteraturan menstruasi, varises, tukak duodenum dan wasir. Di zaman tengah, bunga calendula dipakai buat problem hati, gigitan ular serta buat menguatkan jantung. Itu dipakai di zaman ke-18 selaku obat buat sakit pada kepala, penyakit mata merah dan kuning. Tanaman itu dipakai dalam perang saudara buat sebagai obat cidera serta selaku obat buat campak, penyakit kuning dan cacar.
Rebusan serta infus Calendula persica C.A. Sisi udara Mey dipakai buat penyembuhan batu ginjal.
Baca juga: Genshin Impact: video permainan yang perlahan-lahan kuasai dunia
Pemanfaatan obat opsi serta komplementer
Pada bermacam spesies genus Calendula, C. officinalis yaitu cuma satu, yang banyak dipakai secara klinik di semuanya dunia. Tanaman ini tercatat di Komisi E Jerman, Koperasi Ilmiah Eropa terkait Fitoterapi, Farmakope Herbal Inggris, monografi Organisasi Kesehatan Dunia buat pengobatan cidera serta aksi anti-inflamasi. Sediaan C. officinalis dipakai dalam bermacam struktur penyembuhan komplementer serta opsi terpenting buat cidera bakar, cidera, ruam, varises dan dermatitis. Ini termasuk selaku sisi dari penyembuhan buat kulit kering, sengatan borok kaki dan lebah. Minyak atsiri tanaman dipakai buat menentramkan struktur saraf pusat serta selaku pengobat luka. Preparat C. officinalis yang waktu ini dipakai tergolong salep carophyllenic (mempunyai kandungan karotenoid yang diekstrak dari bunganya) serta tincture marigold pot. Ini salah satunya konstituen obat homoeopati punya Traumeel , dipakai buat sebagai obat tanda-tanda yang terjalin dengan luka muskuloskeletal kritis tergolong pembesaran dan ngilu. Larutan otikon serta larutan tetes telinga konsentrat herbal naturopati, formula tetes telinga dari naturopati yang mempunyai kandungan bunga Calendula, udah diadukan efisien buat pengurusan otalgia yang terjalin dengan otitis medium kritis di anak-anak.
Morfologi serta mikroskopis
C.arvensis Linn. yaitu herba tahunan, kebanyakan tak melampaui 15 cm. Daun bersifat tombak; tangkai ramping, berbulu; perbungaan kepala bunga tunggal seluas 4 cm dengan kuntum ray kuning ceria sampai kuning-oranye di seputar pusat kuntum cakram kuning.
C. officinalis Linn. yaitu tanaman tahunan atau dua tahunan dengan tinggi sampai 30-60 cm. Daun berduri sisi bawah, panjang 10-20 cm serta lebar 1-4 cm; makin tinggi lonjong serta mucronate, panjang 4-7 cm; tangkai bersudut, dengan bulu serta padat; kepala bunga kuning ceria sampai oranye; bunga marginal di tanaman budidaya multiseriate, corolla lonjong spatulate, panjang 15-25 mm serta lebar 3 mm; mahkota bunga cakram bundar, di sisi atas tridentate, panjang 1,5-2,5 cm serta diameter 4-7 mm dengan kuntum bersifat tabung panjang 5 mm.
Serbuk C. officinalis memiliki warna coklat kekuningan dengan berbau unik wewangiantik serta rasa lumayan pahit; terdiri dalam adegan mahkota, stomata anomositik di wilayah apikal epidermis luar, caraoma penutup serta kelenjar, sel sklerenkim memanjang, butiran serbuk sari, adegan dinding ovarium yang mempunyai kandungan pigmen coklat, adegan stigma, adegan susunan fibrosa ovarium. orang lain.
C. stellata Cav., yaitu tanaman tahunan yang memikat dan kecil yang tumbuh sampai ketinggian 30 cm atau lebih. Daunnya lonjong atau lonjong, lumayan lancip, bergigi bergerigi; tangkai berkeropeng; achenes luar lima dengan margin bergigi membran, lima yang dalam “bersifat perahu” serta lembut di sisi belakang, bekasnya pojok serta muricated di sisi belakang.
C. suffruticosa Vahl., adalah tanaman tahunan dengan tinggi sampai 20 cm hingga 40 cm. Daun bersifat tombak, sedikit bergigi, tertutupi dengan rambut rekat pendek; tangkai muda yang pertama dibuat, setelah itu mulai menggantung serta menebar ke tanah; bunga memiliki warna kuning ceria, semasing mempunyai ukuran diameter seputar 2,5 cm.
Laporan farmakologi
Literatur yang siap mengatakan kalau pada 12-20 spesies Calendula, cuma tiga spesies, ialah C. officinalis, C. arvensis serta C. suffruticosa yang udah ditinjau pekerjaan farmakologinya.
Tingtur C. arvensis aktif kepada Staphylococcus aureus di fokus 10 mg/ml atau 25 mg/ml. Glikosida seskuiterpen dari C. arvensis dapat membatasi infeksi virus stomatitis vesikular. Suatu fraksi yang mempunyai kandungan saponin dari sisi udara C. arvensis punya pekerjaan hemolitik in vitro serta pekerjaan anti-inflamasi kepada edema kaki yang diinduksi karagenan di tikus. Saponin tunjukkan pekerjaan antimutagenik kepada benzo (a) pyrene 1 g serta ekstrak urin mutagenik dari perokok (SU) 5 L dengan interaksi jumlah-respon. Sediaan C. officinalis terpenting dipakai berbentuk infus, tincture serta salep selaku obat pengobatan cidera buat radang kulit, selaput lendir, buat cidera yang sukar pulih, bengep, bisul serta ruam, contohnya borok kaki dan faringitis. Dalam reaksi limfosit paduan, konsentrat etanol 70% tunjukkan effect stimuli di 0,1-10 g/ml, dituruti oleh penghalangan di fokus yang lebih tinggi.[60] Fagositosis granulosit manusia dirangsang oleh polisakarida yang diisolasi dari konsentrat air bunga Calendula. Konsentrat bunga Calendula dengan polaritas yang beda tunjukkan effect anti-oksidatif di peroksidasi lipid liposom yang diinduksi oleh Fe2 + serta asam askorbat. Isorhamnetin 3-glikosida dari bunga Calendula membatasi lipoksigenase dari sitosol paru-paru tikus di fokus 1,5 × 10-5 M. Dalam struktur pengecekan berdasar pada membran bukal babi, proses perekatan yang tergantung di fokus yang kuat dicermati dengan konsentrat yang diperkaya polisakarida viskositas rendah (98% karbohidrat) dari bunga Calendula. Hasil ini tunjukkan kalau polisakarida bisa berperan di effect terapeutik dalam penyembuhan mukosa yang teriritasi. Fraksi yang diperkaya triterpen yang dikasihkan secara oral di tikus yang diinokulasi dengan karsinoma tikus Ehrlich menghindari kemajuan asites serta mempertingkat waktu bertahan hidup diperbandingkan dengan kontrol. Triterpen seperti faradiol serta taraxasterol membatasi promo tumor percobaantal serta oleh sebab itu dipandang sebagai penghalang perkembangan tumor. Fraksi kaya saponin yang dikasihkan secara oral di 50 mg/kg bobot badan di tikus hiperlipemik kurangi tingkat lipid serum. Konsentrat alkohol berair C. officinalis tunjukkan effect penghalangan struktur saraf pusat dengan pekerjaan sedatif kesemuanya yang disinyalir dan effect hipotensi. Konsentrat alkohol bunga C. officinalis punya pembawaan anti-HIV. Cream yang mempunyai kandungan konsentrat calendula udah diadukan efisien dalam dekstran serta edema cidera bakar dan limfedema kritis di tikus. Pekerjaan menentang limfedema terpenting ditautkan dengan penambahan pekerjaan proteolitik makrofag. Minyak atsiri bunga membatasi perkembangan in vitro Bacillus subtilis, Escherichia coli, S. aureus, Pseudomonas aeruginosa serta Candida albicans. Konsentrat aseton, etanol atau air membatasi perkembangan in vitro jamur Neurospora crass.[74] Fraksi flavonoid yang diisolasi dari bunga membatasi perkembangan in vitro S. aureus, Sarcina lutea, E. coli, Klebsiella pneumonia serta Candida monosa. Konsentrat etanol 50% tanaman tunjukkan pekerjaan spermisida di tikus di fokus 2%. C. suffruticosa membatasi mikroorganisme bakteri, terpenting Pseudomonas syringae, Pseudomonas fluorescens, Xanthomonas campestris, Agrobacterium tumefaciens.
Study klinik
Dalam study random, termonitor terbuka, effect tiga salep diperbandingkan seusai penyembuhan tropis pasien dengan cidera bakar derajat 2 atau 3 waktu 17 hari: Salep bunga calendula (disediakan dengan pencernaan dalam vaseline) (n = 53) atau cuma vaselin (n = 50) atau salep proteolitik (n = 53). Tingkat sukses dikira 37/53 buat salep bunga Calendula, 27/50 buat vaseline serta 35/53 buat salep proteolitik. Dalam study percontohan terbuka yang tak termonitor, 30 pasien dengan cidera bakar atau cidera bakar dirawat 3x/hari sampai 14 hari dengan hidrogel yang mempunyai kandungan 10% konsentrat hidro-etanol. Tanda-tanda kemerahan, lebam, melepuh, ngilu, ngilu serta sensitivitas panas dianggap sebelumnya, waktu serta dalam akhir penyembuhan. Score keseluruhan serta score personal buat tiap-tiap tanda-tanda membaik. Di wanita dengan cidera bedah, terapan lokal dari paduan yang mempunyai kandungan 70% konsentrat berminyak Hypericum perforatum serta 30% konsentrat berminyak C. arvensis mempertingkat tingkat pengobatan, diperbandingkan dengan kontrol. Uji-coba buta tunggal tahap III C. officinalis diperbandingkan dengan trolamin buat penjagaan dermatitis kritis waktu iradiasi buat kanker payudara dikerjakan. Pasien yang udah dioperasi sebab kanker payudara serta yang dapat terima terapis radiasi masa operasi dibagikan secara random buat terapan salep Calendula yang mempunyai kandungan 20% sisi udara Calendula fresh dalam petroleum jelly (126 pasien) atau trolamin (128 pasien) di bagian yang dicahayai seusai tiap-tiap sesi. Titik akhir primer yaitu berlangsungnya dermatitis kritis grade 2 atau bisa lebih tinggi. Titik akhir sekunder yaitu berlangsungnya ngilu, jumlah agen tropis yang kepuasan pasien dan dipakai. Berlangsungnya dermatitis kritis grade 2 atau makin tinggi secara penting lebih rendah (41% versi 63%; P <0,001) dengan pemanfaatan Calendula diperbandingkan dengan trolamin. Diluar itu, pasien yang terima Calendula punya problem radioterapi yang lebih jarang-jarang serta secara penting kurangi ngilu gara-gara radiasi. Kontrol klinik salep dengan konsentrat C. officinalis dikerjakan di 34 pasien dengan ulkus tungkai vena. Sejumlah 21 pasien dengan 33 ulkus vena diobati dengan salep, dioles-oleskan kedua kalinya satu hari waktu 3 minggu. Kumpulan kontrol yang terdiri dalam 13 pasien dengan 22 ulkus vena diobati dengan dressing larutan garam, dipraktekkan di ulkus waktu 3 minggu. Di kumpulan percobaan, keseluruhan permukaan semuanya ulkus di awalan terapis yaitu 67.544 mm2. Seusai minggu ketiga, keseluruhan permukaan semuanya ulkus yaitu 39.373 mm2 (pengurangan 41,71%). Di tujuh pasien, epitelisasi komplet teraih. Di kumpulan kontrol, keseluruhan permukaan semuanya ulkus di awalan terapis yaitu 69.722 mm2. Seusai minggu ketiga, keseluruhan permukaan semuanya ulkus yaitu 58.743 mm2 (pengurangan 14,52%). Di empat pasien, epitelisasi komplet teraih. Ada kecepatan pengobatan cidera yang penting secara statistik di kumpulan percobaan (P <0,05), tunjukkan effect positif dari salep dengan konsentrat marigold di epitelisasi ulkus vena.
Toksikologi
Walaupun jarang-jarang, contact kulit dengan penyiapan Calendula bisa menimbulkan reaksi alergi kepada ramuan itu. Sensitisasi kepada Calendula serta reaksi contact alergi udah dilaporkan. Ada peristiwa terpukul anafilaksis seusai berkumur dengan infus Calendula.
Baca juga: Manfaat lobak putih untuk wajah
KESIMPULAN
Seputar 12-20 spesies dari genus Calendula udah diadukan di bermacam flora. Salah satunya, sejumlah besar laporan etnofarmakologi siap di C. officinalis serta C. arvensis. Setelah itu, cuma empat spesies Calendula yang udah diperiksa sejumlah buat fitokonstituennya. Suatu pemantauan ketat literatur terkait Calendula mengatakan kalau tiga spesies udah diperiksa secara farmakologis. Study farmakologi mengatakan kalau C. officinalis tunjukkan pembawaan antibakteri, antivirus, anti-inflamasi, anti-tumor serta antioksidan; C. arvensis punya pekerjaan antibakteri, antiinflamasi, antimutagenik serta hemolitik; serta C. suffruticosa tunjukkan pekerjaan antimikroba. C. officinalis udah ditempatkan dalam beberapa formula herbal, yang dipakai secara klinik buat penyembuhan bermacam penyakit seperti problem struktur saraf pusat. Ingat laporan etnofarmakologi, fitokimia serta farmakologi, toksisitas rendah serta frekwensi pemanfaatan, C. officinalis terlihat mempunyai potensi besar buat pengumpulan bukti-bukti dalam buat bermacam pekerjaan biologis. Sejumlah laporan farmakologis awalan memberi dukungan kemampuan obat dari sejumlah spesies Calendula. Spesies ini penting diperiksa secara struktural dengan maksud buat memastikan pekerjaan farmakologis yang trik kerjanya dan beragam.