Mengenali MBTI: Faedah Myers-Briggs Tipe Indicator dalam Kehidupan Setiap hari

Di dua artikel awalnya, kita telah membahas berkenaan teori dan asal mula MBTI dan beberapa macam peranan kognitif yang membuat personalitas. Saat ini, kita akan coba jawab pertanyaan Tiyok dari artikel pertama, “Apa sich keutamaan MBTI?” sekaligus masuk ulasan seterusnya yang lebih enteng, yakni faedah MBTI sebagai salah satunya instrument asesmen personalitas.

Mengenali MBTI: Faedah Myers-Briggs Tipe Indicator dalam Kehidupan Setiap hari

Table of Contents

– MBTI untuk Tingkatkan Efektifitas dan Efektivitas Performa
– MBTI dalam Asesmen Recruitment dan Penyeleksian
– MBTI untuk Peningkatan Diri
– MBTI untuk Ketahui Taktik Coping yang Efisien
– Grip
– Timbulnya Peranan Bayang-bayang versi Grip
– Loop

– Apa MBTI Tepat?

MBTI untuk Tingkatkan Efektifitas dan Efektivitas Performa

Pemakaian MBTI memang terbanyak meliputi dunia karier. Kita juga paham jika semua manager perusahaan di dunia inginkan pegawai yang dapat dihandalkan supaya tugas dapat efisien dan efektif dan arah perusahaan dapat terwujud. Oleh karena itu, dalam pembangunan team-team kerja, diperlukan formasi pegawai yang akurat. Dengan memerhatikan type-tipe personalitas pegawai, manager dapat memprediksi pegawai apakah yang pas ditaruh pada status tertentu atau pada team kerja tertentu, dan menghindar perselisihan karena perbedaan antara anggota team kerja. Keuntungan lebihnya, jika anggota team pahami MBTI ialah ada sama-sama mengerti jika terjadi salah paham, karena tahu jika style kerja satu pribadi akan berlainan dengan pribadi yang lain. Disamping itu, manager bisa juga menilai performa pegawai dengan memerhatikan aspek personalitas pegawai. Omong-omong, laporan MBTI dibikin dalam pola yang memikat dan sesuaikan dengan keperluan asesmen, misalkan laporan untuk style kerja pegawai yang ditujukan untuk organisasi akan berlainan dengan self report untuk pribadi.

MBTI dalam Asesmen Recruitment dan Penyeleksian

Masih pada seting karier dan tugas, faedah MBTI yang lain untuk recruitment dan penyeleksian pegawai. Gagasan ini telah banyak digagas oleh beberapa perusahaan, satu diantaranya Shell Australia. Pada umumnya, MBTI dapat dipakai untuk menghitung opsi psikis dalam langkah orang melihat dunia dan membuat keputusan, oleh karena itu MBTI dipercayai jadi alat asesmen yang cukup efisien untuk recruitment dan penyeleksian. Tetapi, kita harus ingat jika ide pokok dibalik instrument MBTI ialah nilai dari semua type personalitas dan keutamaan keberagaman. Disamping itu, ada kecondongan seorang untuk memandang jika personalitas dapat punya pengaruh pada kedudukan. Ini bisa menyebabkan judgment subyektif. Itu kenapa situs situs sah Myers Briggs Foundation telah mewanti-wanti tidak untuk memakai MBTI hanya sebagai alat asesmen dalam penyeleksian dan recruitment, apa lagi putuskan penempatan tugas. Tetapi, pengetahuan mengenai teori type bisa menolong orang mengenal kenapa mereka kemungkinan senang atau mungkin tidak senang dengan tugas mereka, dan pengetahuan mengenai type akan menolong team dan rekanan kerja berbicara dengan lebih bagus.

Oleh karena itu, jika diperlukan instrument lain, masih tetap ada DISC, SHL, PAPI, atau HPI yang dapat diperhitungkan. Atau, bila benar ada keperluan untuk menyortir calon untuk kedudukan yang semakin tinggi, kita dapat memakai assessment center supaya hasilnya lebih mendalam.

MBTI untuk Peningkatan Diri

Penilaian MBTI direncanakan untuk menggambarkan karakter ciri khas beberapa orang dengan type personalitas yang lain. Oleh karena itu, tiap orang tentu mempunyai keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Tetapi, bagaimana kita ketahui sisi dari personalitas yang mana perlu kita bangun?

Hm, begini, dech. Sebagai contoh, kalian coba ingat baik kembali, apa type personalitas kalian? Berdasar pembicaraan di artikel pertama, Tono mengatakan pribadinya ialah ENFP. Jika kalian sudah baca artikel awalnya berkenaan teori MBTI dan peranan kognitif masing-masing type, kalian akan ketahui jika mem-breakdown peranan kognitif pada sebuah type MBTI dapat dilaksanakan dengan mode pesawat terbang.

Nach, untuk mengingatinya kembali, formasi peranan kognitif itu akan terbagi dalam semacam ini:

– Pilot/peranan menguasai
– Ko-pilot/peranan sekunder
– Mekanik/peranan tersier
– Penumpang/peranan inferior
Menurut peranan kognitifnya, ENFP ialah type personalitas yang mempunyai pilot/dikuasai oleh Ne (extrovert intuition), dituruti peranan sekunder Fi (introvert feeling), peranan tersier Te (extrovert thinking), dan peranan inferior Sang (introvert perasaan). Peranan menguasai dan sekunder ENFP (Ne dan Fi) ialah yang berperan sebagai pendorong pesawat personalitas Tono. Oleh karena itu, dengan sadar, Tono semakin lebih kerap memakai Ne dan Fi-nya untuk mengolah suatu hal dan tentukan sikap pada lingkungannya. Di lain sisi, Tono mempunyai Te dan Sang yang lengkapi pesawat personalitas itu. Te akan dipakai Tono untuk membikin penilaian pada sesuatu yang harus ia kerjakan, hingga perlakuan Tono akan berdasarkan pada nalar apa yang menurut dia betul. Lantas, bagaimana dengan Sang? Well, Si-nya Tono berperanan, tetapi hanya karena sebagai peranan inferior, Sang akan jarang-jarang dipakai. Ah, tetapi ternyata, lewat sebuah interviu kerja, dijumpai jika Tono sukai dengarkan beberapa lagu 80’an atau berjumpa dengan rekan-rekan lama waktunya untuk kembalikan suasana hati. Dan rupanya, Tono mempunyai perhatian pada detil yang akan ada jika dia mau tak mau. Berikut contoh pemakaian Sang, sebuah peranan kognitif yang terkait dengan pemerincian dan memory.

Nach, dengan ketahui formasi peranan kognitif itu, kalian telah sanggup mengira-ira laporan personalitas Tono sebagai ENFP. Tono dapat digambarkan sebagai “individu yang memercayakan insting, mempunyai minat pada beberapa ide baru dan berlainan, dan punyai ketegasan pada nilai-nilai yang diyakininya. Tetapi, ada saatnya dia akan melakukan tindakan sesuai yang ia berpikir betul dan meremehkan nilai-nilai tradisionil. Di lain sisi, dia mempunyai perhatian pada detil, walau tidak begitu cermat dalam melakukan.” Oleh karena itu, umumnya ENFP seperti Tono akan berkesan sebagai individu yang inovatif dan inovatif, tetapi condong stimulanif dan akan gampang clash dengan beberapa orang yang berpola berpikir tradisionil. Hasilnya, untuk memaksimalkan pribadinya, Tono harus belajar untuk menghargai nilai-nilai dan adat, berlaku lebih sabar, dan berusaha untuk menyesuaikan ide-idenya dengan realitas, hingga beberapa ide yang dia jelaskan dapat berguna untuk lingkungannya.

MBTI untuk Ketahui Taktik Coping yang Efisien

Kasus Tono barusan adalah bukti jika tiap type personalitas MBTI mempunyai keunggulan dan kekurangannya masing-masing, tetapi bagaimana jika andaikan Tono tidak sanggup memaksimalkan peranan tersier dan inferiornya? Hasilnya ialah Tono dapat kesusahan menangani permasalahannya, bahkan juga susah ketahui taktik coping yang efisien untuk dianya saat terjadi keadaan penuh penekanan atau depresi berat. Keadaan penuh penekanan ini diberi nama dengan grip dan loop.

Grip

Grip ialah istilah yang memvisualisasikan keadaan peranan menguasai sebagai kebalik dengan peranan inferior. Saat kita ada di bawah penekanan, kita condong memakai terlalu berlebih peranan menguasai kita. Tetapi, jika kelamaan alami penekanan ini, kita akan habiskan semua energi dari peranan menguasai kita dan jiwa kita berpindah ke peranan inferior kita, yang pasti bersimpangan dengan peranan menguasai.

Dalam kasus ENFP seperti Tono, misalkan, jika dia alami grip, akan berpindah dari supremasi Ne ke arah Sang, yang disebut peranan inferiornya. Dalam kata lain, peranan Ne sebagai peranan unggulan Tono diambil pindah oleh sisi pribadinya yang sekurang-kurangnya dicintai dan sekurang-kurangnya terbiasa. Akhirnya, pada kondisi ini, Tono bisa saja sering mencemaskan beberapa hal detil dan terkadang terlampau nyaman di zone nyaman, walau sebenarnya semestinya dia dapat bereksperimen.

Timbulnya Peranan Bayang-bayang versi Grip

Kondisi grip akan berlainan dampaknya dengan timbulnya peranan bayang-bayang. Untuk yang belum mengetahui, peranan bayang-bayang ialah ‘sisi gelap’ dari personalitas kita. Peranan bayang-bayang ini bukanlah sisi dari ego dan tidak selamanya bisa diterima atau diterima dengan cara sosial oleh kita. Mengakibatkan, peranan bayang-bayang cuman keluar saat ego kita terancam. Misalkan, nih, saat kamu ada di bawah penekanan yang paling berat dan kamu berasa apa saja yang kamu kerjakan gagal. Saat peranan bayang-bayang menggenggam kendalian, kamu akan mendapati diri kamu melakukan tindakan secara benar-benar berlainan hingga kamu tidak pahami sikapmu.

Nach, dalam kasus Tono, misalkan, sebagai ENFP dengan formasi peranan kognitif Ne-Fi-Te-Si, akan ‘terbalik’ jadi versus gelap dari dianya jika depresi, yaitu Ni-Fe-Ti-Se. Jika kalian sudah baca artikel awalnya, Ni-Fe-Ti-Se ialah peranan kognitif INFJ. Ehm, silahkan kita sebutlah saja sang INFJ ini rekan sekelas Tono yang namanya Teddy. Dalam penekanan yang besar, Tono akan condong berperangai seperti Teddy, tetapi karena formasi Ni-Fe-Ti-Se cuman sebagai ‘bayangan,’ Tono tidak akan memakai formasi ini sebagus Teddy. Kebalikannya, jika Teddy alami depresi berat, dia akan condong berperangai seperti Tono, tetapi tidak dapat memakai Ne-Fi-Te-Si sebagus Tono.

Loop

Loop terjadi saat kita meremehkan peranan sekunder dan justru memakai peranan tersier kita. Dalam kasus Tono, misalkan, semestinya ia memakai gabungan Ne-Fi sebagai peranan pilot dan ko-pilot. Tetapi saat alami loop, Tono tidak memerhatikan Fi-nya sebagai penilai, tapi justru melonjak ke Te untuk memandang. Walau sebenarnya, Te yang ada pada status tersier akan condong kurang berkembang dibanding pada status sekunder. Berikut yang mengakibatkan sikap Tono nanti akan dikuasai Ne dan Te, yang kurang lebih akan direalisasikan dalam perlakuan stimulanif untuk melakukan suatu hal berdasar beberapa ide yang dia anggap betul secara rasional, hingga kecondongannya Tono akan condong terang-terangan dan tidak arif. Karena Te bukan salah satunya peranan paling kuat Tono, dia akan condong kerap membesar-besarkan ketepatan dan efektivitas argument-nya. Walau loop tidak perlu muncul karena depresi, kondisi ini dapat mengakibatkan frustrasi dan capek secara psikis.

Oleh karena itu, untuk menghindar terjadi grip dan loop kita harus dapat lakukan taktik coping yang efisien sesuai personalitas kita. Taktik coping terdiri jadi emotional based dan masalah based. Emotional based dilaksanakanhanya akan bertahan sementara hanya karena berperan untuk menurunkan depresi (misalkan dengan komedi, rileksasi, atau destruksi), tetapi masalah based akan menolong kita untuk cari pokok persoalan dan merusakkannya. Taktik masalah based coping untuk Tono ini dapat dilaksanakan dengan cari langkah tingkatkan peranan Te-nya, misalkan dengan ikuti latihan kepimpinan atau berbicara secara asertif, hingga Te-nya dapat diterapkan lebih lembut dan tidak ‘meledak-ledak.’

Apa MBTI Tepat?

Lepas dari faedah pemakaian MBTI, masih tetap ada pro-kontra berkenaan MBTI dan keterkaitan teorinya untuk diterapkan dalam asesmen sekarang ini. Apa lagi, pemakaian MBTI yang semestinya sebagai alat asesmen justru jadi peristiwa pop culture yang menyebabkan confirmation bias atau dampak barnum. Misalnya, orang dengan personalitas tertentu bisa saja memakai pribadinya sebagai excuse untuk lakukan sikap yang kurang sudi. Di lain sisi, riset terbaru memberikan laporan jika MBTI mempunyai legalitas dan kredibilitas yang cukup buat jadi instrument dalam asesmen personalitas yang aplikatif. Disamping itu, riset lain menunjukkan jika MBTI ialah instrument yang efisien dalam menolong beberapa guru dalam mengenali style belajar pelajar dan mengaplikasikan pendekatan dalam evaluasi yang sesuai personalitas pelajar.

Sebenarnya, tidak ada satu juga alat asesmen personalitas yang dapat dipastikan tepat. Ada selalu macam random yang bisa memengaruhi penilaian dalam asesmen, hingga asesor selalu harus siap untuk menanyakan hasil asesmen berbentuk apa saja. Personalitas manusia bukan satu konstruksi masih tetap yang bertahan sepanjang umur. Memang, kita dapat mewariskan karakter dari ayah dan ibu kita secara genetik, tapi dunia akan berbeda. Tidak mungkin jika kita tidak terkena oleh pengalaman di luar, hingga sikap dan style penilaian kita pada lingkungan juga akan dipengaruhi. Oleh karena itu, sebaiknya jika hasil asesmen personalitas tidak dijadikan pembenaran dari sikap seorang. Meski begitu, hasil asesmen personalitas menjadi langkah yang efisien untuk menilai kekurangan dan kelebihan diri kita dan menolong kita untuk pahami macam personalitas seseorang. Yang terang, beberapa pakar yang berperan dalam pengaturan alat asesmen tak pernah stop meningkatkan konstruk lewat penelitian-risetnya. Siapa yang tahu di masa datang ada instrument personalitas yang lebih hype ataupun lebih berguna dibanding MBTI, kan?

 

kunjungi juga konsultan hipnoterapi