Anak yatim, adalah sosok yang dicintai oleh Rasulullah SAW. Hal itu tercermin dari sabdaNya, “Bersikaplah kepada anak yatim, seperti seorang bapak yang penyayang.”(HR. Bukhori)
Perjalanan hidup mereka yang telah ditinggal tiada ayahnya memang tidak sama seperti anak yang memiliki orang tua lengkap. Kita dapat membayangkan bagaimana perasaan seorang anak yang saat itu sedang merindukan kasih sayang orang tuanya, kesulitan membayar sekolah hingga terpaksa putus sekolah.
Ketika anak-anak lain dapat bercerita dan mengadu kepada ayahnya, anak yatim hanya dapat mengenang sosok ayahnya dalam ingatannya. Di saat anak-anak lain dapat meminta barang dan bermain dengan ayahnya, anak yatim justru harus bekerja membantu ibunya yang mencari nafkah demi kebutuhan sehari-hari.
Sesungguhnya dalam hati kecil mereka menginginkan kasih sayang dari ayahnya, namun apa daya sang ayah sudah berpulang ke Rahmatullah. Dalam keadaan seperti itu, maka sangat penting bagi mereka untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang orang lain yang peduli dengan nasib mereka. Untuk itulah, anak-anak yatim membutuhkan kehadiran orang yang dapat merawat, membantu dan menyayanginya.
Memuliakan Anak Yatim
Alangkah mulia ajaran Islam yang menghormati dan memuliakan anak yatim dalam masyarakat. Betapa cintanya Allah SWT dan Rasulullah SAW terhadap anak yatim hingga memerintahkan kepada umat Islam agar berbuat baik kepada mereka dan melarang mendholiminya. Allah SWT dan Rasulullah SAW seolah mengangkat harkat dan martabat hidup mereka yang menderita karena kehilangan orang tuanya.
Sesungguhnya, saat kita menyantuni anak yatim bukan hanya sekadar memberikan bantuan materi yang mereka butuhkan, tetapi juga meringankan beban yang dipikul oleh bunda yatim (ibu Si Yatim). Di mana seorang bunda yatim harus membiayai kebutuhan hidup dirinya dan anaknya seorang diri. Sehingga sering kita lihat kondisi ekonomi keluarga yatim serba terbatas.
Andai saja setiap warga di Indonesia dapat memelihara dan memuliakan anak yatim, maka setidaknya angka kemiskinan dapat turun dan anak-anak yatim dapat mengenyam pendidikan yang layak. Di samping itu, bagi keluarga yang menampung, menyantuni dan memuliakan anak yatim, maka cinta Allah SWT akan senantiasa hadir dalam keluarga tersebut.
Sebagaimana hadist riwayat Ath-Thabarani dan Asbahani berikut, “Rumah tangga yang paling dicintai oleh Allah SWT yaitu rumah tangga yang di dalamnya ada anak yatim yang dimuliakan.” Maka, cintailah anak yatim dan Allah SWT akan mencintai kita.
Surga Mencintai Yatim
Mencintai dan memelihara anak yatim merupakan perbuatan yang mulia hingga Rasulullah SAW telah menjanjikan surga bagi orang yang memelihara dan merawat anak yatim dari kalangan muslim.
Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mengambil anak yatim dari kalangan muslimin, dan memberinya makan dan minum, Allah SWT akan memasukkannya ke surga, kecuali bila ia berbuat dosa besar yang tidak terampuni.” (HR. Turmudzi)
Jaminan tersebut diperkuat oleh pernyataan Allah SWT ketika Arsy berguncang mendengar ada anak yatim yang menangis. “Apa yang membuat anak yatim ini menangis yang ayahnya telah aku tanam dibawah tanah?”
Malaikat menjawab, “Engkau lebih tahu, ya Allah.”
“Wahai Malaikat, siapa yang bisa menyenangkan hati anak yatim, akan Aku buat mereka senang di akhirat.”
Percakapan diatas menunjukkan bahwa betapa cintanya Allah SWT terhadap anak yatim. Sehingga bagi siapapun yang berbuat baik kepada anak yatim akan mendapat kesenangan yang tiada tara di akhirat kelak.
Maka, masihkah kita enggan untuk memberikan kasih sayang kepada mereka? Mari kita cintai dan sayangi anak yatim di sekitar kita.