Brand ialah mengenai Pengalaman Pertama

Membuat Brand ialah langkah merealisasikan impain jadi realita Hari Ahad, 25 November 2012 adalah hari monumental dalam kehidupan saya karena untuk pertama kalinya nya memijakkan kaki di kabin pesawat terbang. ya, itu pertama kalinya saya naik pesawat. memang tidak banyak peluang saat sebelum nya untuk dapat travelling apa lagi beli ticket pesawat. latar belakang keluarga yang simpel dan tinggal di dusun jadikan saya , di saat itu, benar-benar suka bukan main sekalian deg-deg an saat memperoleh informasi jika saya jadi finalis 1st FREKS di Pekanbaru yang mewajibkan “terbang” di hari dan tanggal yang telah ditetapkan panitia.

 

Waktu itu semester dua ekonomi muslim di UB dan masih hoby menulis paper untuk diperlombakan di beberapa persaingan nasional dan internasional. karena ngotot, doa dan usaha karena itu saya coba menulis. terkadang ide nya melangit, tidak aplikatif benar-benar, tidak terang gagasannya dan beberapa hal lucu yang lain. tetapi, ini proses yang saya cicipi dan pada akhirnya saya tahu maknanya, TERUSLAH MENCOBA. FOKUS.

Nach, terpikir saat itu bersama Fadli Iqomulhaq otw dari Malang ke Surabaya. Sejam saat sebelum take off telah tiba di Juanda, Alhamdulillah. aman. Flight dengan Sriwijaya Air yang kelihatannya punyai bodi tidak terlampau besar. saya tidak tahu tipe Boeing berapakah. Tetap dengan semangat, kami cek in, naiki tangga ke arah GATE 5A. dari escalator belok ke kanan, di ujung.

Beberapa saat selanjutnya, penumpang dipersilahkan masuk pesawat. bismillah, lirih dalam hati. lumrah ya, newbie menjadi penumpang pesawat. belum biasa. masih gugup.haha.

lebih gugup cocok ada mbak pramugari menegur kami. beberapa mbak pramugari lebih persisnya.

singkat kata, pesawat take off dan melaju ke langit. masih rileks. masih tenang. sampai beberapa menit selanjutnya, pesawat nya bergetar. bergoyang. aduh, ada yang tidak kelar ni. asli, seperti naik angkot yang sedang melalui jalanan hancur. coba bayangin dech bagaimana rasanya?

 

tidak hanya itu, pesawat turun naik seperti mobil yang di gas lalu di rem. seperti akan berhenti getho. subhanallah, gugup karena dipanggil mbak pramugari beralih menjadi takut. banyak-banyakin doa saja. detik untuk detik, dan alhamdulillah kondisi normal kembali walaupun memang kelihatannya ada yang aneh. tidak tahu dech apa sebetulnya terjadi.

sesudah penerbangan yang penuh sinetron ini, saya jadi cukup phobia jika naik pesawat, terutamanya Sang Sri ini. tetapi mudah-mudahan di depan akan lebih bagus ya karena ada Kerja sama Operaional yang hendak diambil pindah Garuda Indonesia Grup, lebih persisnya Citilink. yang pada akhirannya kerja sama ini akan dipertingkat kembali ke tingkat pemilikan saham Sriwijaya Grup.

 

ada banyak pelajaran yang saya mengambil dari perjalanan saya ini,

– Siapa saja kamu, miliki IMPIAN yang tinggi. karena punyai mimpi itu gratis. semua memiliki hak punyai mimpi.

– FOKUS dari sesuatu yang kamu yakin. terus mengambil langkah.

– tetaplah ingat ALLAH dimana saja kamu ada.

– Besarkan BRAND mu, bantulah brand lain. Kerjakan kerjasama.

Ada pelajaran yang lain dapat kamu bisa?

 

Salam hangat,

 

Kawakibi Digital Branding