Persatuan Sepak Bola Surabaya

Pesepakbola Anang Ma’ruf kental menghiasi perjalanan Liga Indonesia dan Timnas Indonesia. Pencapaian terhebatnya yaitu membawa Persebaya Surabaya menjuarai Liga Indonesia 1996/1997 dan 2004. Menjadi pilar utama Persija Jakarta saat meraih trofi juara musim 2000/2001. Pria kelahiran 28 Mei 1976 ini pernah berseragam Deltras Sidoarjo, Gresik United, dan Mojokerto Putera. Bersama klub terakhir, Anang Ma’ruf lalu memutuskan gantung sepatu pada 2013.

  1. Pemain Multi-Posisi Raih 3 Trofi Juara Liga Indonesia

Tahun 1993, Anang Ma’ruf membawa Persebaya junior menuju final Piala Soeratin 1993. Namun, Persebaya gagal meraih gelar juara setelah dikalahkan PSB Bogor dengan adu penalti di Stadion Gelora 10 November Surabaya. Walaupun gagal, nama Anang Ma’ruf terpantau oleh pemandu bakat PSSI untuk masuk dalam daftar tim junior yang disiapkan menimba ilmu di Italia, yaitu PSSI Primavera. Tetapi, Anang Ma’ruf tidak mengambilnya karena tidak diizinkan oleh Sunarto Sumoprawiro, ketua umum Persebaya, yang juga Wali Kota Surabaya.

  1. Menjadi Bek Kiri

Saat berada di Italia, Anang Ma’ruf dipilih menjadi bek kiri oleh Danurwindo, pelatih yang menangani PSSI Primavera. Ketika itu, posisi bek kiri memang kosong. Anang mengaku awalnya mengalami rasa canggung bermain di posisi tersebut. Tetapi, dengan berkeinginan kuat dan belajar tanpa henti, Anang lalu menjadi terbiasa setelah bermain dalam empat laga di kompetisi Primavera. Penampilan Anang dinilai menonjol oleh pemandu bakat Sampdoria. Anang sempat diikutkan dalam tur Asia Sampdoria pada 1995. Anang kemudian mengikuti jejak rekannya, Kurniawan Dwi Yulianto, yang terlebih dulu merasakan pengalaman sama pada tahun 1994.

  1. Menjadi Gelandang dan Bek Kanan

Anang lalu bergabung di Persebaya pada musim 1995/1996. Masuk ketika kompetisi sudah berjalan. Pelatih Persebaya, Sasho Kostov, menempatkan Anang bermain sebagai gelandang bersama seniornya, I Putu Gede. Kemudian, kembali berganti posisi menjadi bek kanan. Sekarang ditugaskan bermain di posisi tersebut oleh mendiang Rusdi Bahalwan, pelatih Persebaya di Liga 1 Indonesia 1996/1997.