Jakarta, 19/6 (LINGKAR NEWS) – Pengamat Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Eddy Junarsin menyarankan supaya investasi PT Telkomsel pada adonan usaha Gojek-Tokopedia atau GoTo nir masuk ke ranah politis lantaran akan Mengganggu planning investasi BUMN.

 

“Kalau politisi ikut masuk sampai ke level teknis, khawatirnya BUMN akan jadi stagnan & nir terdapat cita-cita buat berinvestasi. Ada kemungkinan perusahaan-perusahaan BUMN enggan berinvestasi. Jadi terdapat underinvestment namanya. Efeknya tentu nggak akan bagus,” kata Eddy Junarsin pada siaran persnya diterima pada Jakarta dalam Sabtu (18/6).

 

Eddy menyebutkan, sebenarnya yg berhak buat mempertanyakan investasi anak perusahaan BUMN misalnya halnya Telkomsel pada GoTo merupakan pemilik saham lebih banyak didominasi & komisaris. Apalagi investasi ini adalah bagian menurut planning pengembangan usaha perusahaan.

 

“Kalau investasi yg nir sinkron menggunakan core bisnisnya akan tetapi terdapat manfaatnya, kan sanggup minta penerangan ke direksi. Kemudian jika investasi ini dipercaya nir sinkron menggunakan mekanisme atau investasi ini nir sinkron menggunakan harapan, pemegang saham sanggup mengubah Dirut melalui prosedur Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB),” jelasnya.

 

5 Rekomendasi Cafe di Rembang, Hits dan Murah untuk Nongkrong

 

Lebih lanjut Eddy menambahkan, langkah Komisi VI DPR menciptakan Panja sanggup Mengganggu Dirut Telkom & Telkomsel buat melakukan modernisasi perusahaan, termasuk mengoptimalkan potensi pasar yg baru dampak tumbuhnya digitalisasi. Apalagi, apabila mencermati investasi Telkomsel pada GoTo, semuanya sudah melalui mekanisme yg berlaku.

 

Dalam investasi Telkomsel pada GoTo, seluruh rapikan kelola perusahaan telah terpenuhi. Bahkan jua menerima restu menurut Telkom & Singtel menjadi pemilik 35 % saham Telkomsel.

 

Panja Komisi VI DPR sudah menggelar rendezvous tertutup menggunakan Direktur Utama PT Telkom Ririek Adriansyah & Direktur Utama PT Telkomsel Hendri Mulyana Syam, Selasa (14/6).

 

Usai rapat, Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah menyebutkan bahwa investasi Telkomsel pada GoTo telah sinkron menggunakan prinsip Good Corporate Governance (GCG). Menurutnya, investasi itu sudah melalui proses & inisiasi yg dilakukan sang tim. Meskipun inisiatif investasi dilakukan sang Telkomsel, inspirasi tadi lalu disetujui sang Singtel.

 

“Investasi pada telekomunikasi digital selaras menggunakan taktik penguatan 3 pilar yaitu konektivitas digital, platform & layanan digital,” ujar Ririek.

 

Eddy Junarsin melihat prospek investasi Telkomsel pada GoTo sangat bagus. Sebagai ekosistem digital terbesar pada Indonesia, GoTo dievaluasi mempunyai peluang pertumbuhan usaha yg sangat besar. Menurutnya, sinergi yg makin bertenaga menurut 3 pilar GoTo yaitu on demand, e-commerce, & fintech akan berakibat ekosistem ini sanggup tumbuh lebih cepat.